Thursday, May 20, 2010
Alasan Paling AMPUH!
"Saya busy...tak sempatlah update blog."
"Tapi..saya cuba...mungkin lepas ini? di lain waktu."
InsyaALLAH~~
p/s-
1.perlu rehat secukupnya selepas tak sempat balik ke kolej pun hari ni dan baru balik dari meeting pukul 3.30 pagi. Plus, perlu bersedia untuk program esok pagi...:'(
2. Perkataan ampuh tu saya baru pandai guna~~ (^^,)
3. Hari ini dalam sejarah pertama kali menunggang motosikal dengan sendiri, bukan lagi pembonceng...tapi jaraknya cuma 400m lebih..(-.-")
4. Makan malam saya hari ni jadi makan awal pagi, nasinya dikira semalam sebab dah masuk hari baru..(pukul 2++ am)
Sekian,wassalam.
Tuesday, May 18, 2010
TERIMA KASIH!
Musim lelah itu baru berakhir.
Tapi aku lagi di sini,
Menunggu lunas semua taklifan,
Biar semua pergi dan datang bawa cerita masing-masing.
Apapun terjadi, aku perlukan doa dan kepercayaan,
Bukan anggapan kosong.
Dan nanti, musim lelah itu akan mengintai kembali.
Dia mahu menyibukkan kita kembali.
Tapi akhir satu saat, kita pasti rindu musim itu. Ya!
Dan, sebelum terlupa,
terima kasih kerana mendoakan.
TERIMA KASIH!
p/s-dapatkah daku mengekalkan momentum di arena perjuangan ini??
Saturday, May 8, 2010
Sanah Helwah ya Abi & Mujahid
Muhammad Mujahid Ilmi..Sebelum & Selepas
"Kakteh, nama adik ada dua 'D'.."sambil suruh betulkan balik ejaan namanya yang saya tulis di buku.
Saya tulis- 'M. MUJAHID ILMI'.....(-.-")
Seorang ayah yang tidak pernah lelah menaburkan jasa demi masa depan anak-anaknya, Haji Rayah Mohd
Salam Alaik!
Tanggal 28 April & 1 Mei lepas merupakan ulangtahun kelahiran dua ahli keluarga saya, Abuya Rayah (1Mei) dan Muhammad Mujahid Ilmi (28 April), adik bongsu saya. Mulanya perancangan untuk menyambut harilahir dibuat, namun terpaksa ditunda kerana cuti hujung minggu lepas terisi dengan agenda menghantar abang sulung saya, Muhammad Rijalullah ke PULAPOL, KL.
Namun malam sebelumnya iaitu Sabtu malam, 30hb April saya, kakak, ummi dan abang serta 2 orang teman karibnya berkesempatan ke restoran sate Hj Samuri di Kajang. Alhamdulillah, berkumpul juga walaupun cuma saya,kakak, dan abang sahaja. Bila semua berkumpul malam itu, baru saya tersedar saya yang paling muda, dan kami--abang, kakak, dan saya, tiga beradik pertama.
Teringat sewaktu saya darjah 1, seorang kenalan Abuya bertanya umur kami yang ketika itu sedang berdiri di kiri kanan pinggang Abuya (masa tu semua kecik-kecik, rendang-rendang lagi). "Yang ini darjah 1, 2, 3.." jawab Abuya tersenyum sambil menunjuk ke arah ketiga-tiga anaknya. Ada sekali waktu cuti sekolah, hanya kami bertiga yang dibawa ummi dan Abuya ke Kelantan, menginap di sebuah hotel di sana. (bukan hotel Ansar, kan angah?lupa dah..:P)
Kenangan dengan Abuya & Mujahid
Terlalu banyak. Dengan Abuya, saya tak pernah kena marah (ada sekali, masa umur 9-10 tahun sebab bising waktu Abuya saya tidur..ha ha, nanti saya cerita), cuma nasihat. Itupun selalunya nasihat yang selebihnya Ummi yang akan tambah..he he Abuya seorang yang penyabar, dan sangat pentingkan anak-anak melebihi diri sendiri. Cuma kadang-kadang anak-anak yang mudah lupa bila jauh dari rumah.
Ayat yang selalu saya dengar dari ummi,
"...ayah orang lain lepas kahwin buncit, Abuya kurus sebab cari rezeki untuk anak-anak dia..kalau tak belajar rajin-rajin, tak taulah ummi..." (selalu ummi cakap camni nak bagi kami adik-beradik insaf bila ada yang nakal dan degil...)
Hmm..ok, ini kisah saya kena marah, yang pertama dan terakhir, seumur hidup yang saya lalui menjadi anak Abuya.
Dulu sebelum saya menetap di Paka, saya tinggal di rumah sewa di Kerteh, di Kampung Gelugor, betul-betul depan Pasti Qaryah pada waktu itu. Tahun 1997, Abuya merancang kami sekeluarga untuk berpindah ke rumah baru di Kampung Bukit Merah, Paka. Jadi pada tahun itu, semakin kerap Abuya meninjau keadaan rumah baru kami dengan membawa sekali anak-anaknya yang mahu mengikut. Petang itu, seperti selalu saya dan adik-adik mengikut Abuya ke rumah baru yang masih kosong. Memang kosong. Bila bercakap satu perkataan sahaja boleh bergema macam gua.
Petang itu Abuya mengambil kesempatan berehat sambil berbaring di depan sliding door di ruang tamu. Tapi petang itu seingat saya angin bukan jenis angin sejuk yang menerobos masuk. Tapi angin berwap yang panas. Saya dan adik-adik, (kakak dan abang tak ikut waktu tu)mula terasa bosan. Abuya sudah tertidur. Saya pun apa lagi, mula menjadi kepala mengajak adik-adik saya bermain kuda-kuda. Saya yang paling tua jadi kuda, dan Muawwiz atau Ilah atau Muaz, (saya sudah lupa..:P), jadi penunggang. Terkekek-kekek kami ketawa. Memang seronok. Sudah satu pusingan di ruang tamu, saya sambung lagi..tiba-tiba..
"HISH!! Main ape ni??!!" Abuya terjaga dan tiba-tiba menyinga. Merah muka Abuya tahan marah. Tapi waktu tu tiba-tiba je Abuya naikkan suara, sesuatu yang tak pernah terjadi. Lepas tu, saya dan adik-adik ape lagi, sambil tersengih-sengih bercampur takut, kami terdiam. Kemudian berpandangan satu sama lain. Sengih lagi. Masing-masing tak percaya dengan apa yang berlaku. Bila Abuya tinggikan suara macam tu, satu rumah bergema. Kami adik-beradik dah mula bimbang, apa sebenarnya yang buat Abuya marah sampai macam tu sekali. Tak lama, Abuya keluar dari rumah, ke car porch dan beranda depan sliding door. Saya nampak Abuya istighfar berkali-kali. Kami adik-beradik mula buat teori sendiri. Rumah tu ada jin la..Jin yang rasuk Abuya la..macam-macam. Tapi betul kan, rumah yang tak berpenghuni memang mudah jadi sarang jin. Sebab tu bila masuk rumah baru, kena baca doa selamat dan sebagainya.
Mujahid pula, simple. Dia dah ada kakak dan abang yang bagi macam-macam pengaruh kat dia. Kalau bab sikat rambut, memang nombor satu. Biasanya nak sikat sendiri..ikut style rambut macam abang-abang dia. Waktu Mujahid masih baby, seminggu pertama saya tak berkesempatan melihat Mujahid secara 'live' dan dukung dia. Sebab waktu tu masih di tingkatan lima, di asrama. Mujahid waktu dia lahir sangat lain dengan sebulan selepas tu. Waktu lahir, kulit gelap, ada jambul, rambut hitam berkilat yang sangat lebat dan tajam (lurus), dan ada sideburn yang sangat jelas. Sangat handsome. Tapi sekarang bertambah handsome..ha ha :D (Harap-harap bila besar nanti jadi seorang Mujahid yang berilmu dan berani berjuang seperti namanya.)
Oklah, Sanah Helwah!!! (usia mereka dirahsiakan..baik tak?:P)
..tiada hadiah yang paling berharga selain doa.. wassalam.
ASEAN LOGICS KL 2010 (Closing)
Salam Alaik!
On 29th April 2010, IIUM (International Islamic University Malaysia) under WAWASAN Club had invited us (UiTM's SRC) to participate in the Closing Ceremony of Asean Logics(Student Engaging Action for Local & Regional Contribution to Society) 2010 (in one of the forums held). The invitation letter was sent to our President, Muhammad Ridhwan but due to the time-constraint, and there were many academic matters to be handled, (as UiTM was in the midst of final examination)our President had managed to assign only two of us from the SRC to join the conference. He had to excuse himself from the program, therefore, eventually I was given the honor to become as one of the speakers on the conference, precisely in the first session of forums held.
The conference was one great event that emphasizing on the unity of ASEAN people towards the realisation of Asean Community 2015. For my session, I was the second speaker and was invited to talk on "Asean Community from Youth Perspectives". The first speaker was Eng. Hj Norzafry Norhalim, the vice president of PEMBINA, one of the growing motivating-focused NGO.
I was delighted to have the opportunity to talk on the university students role in promoting international unity. As unity is an almost impossible thing to achieve, I rather said that we must do whatever thing that we can do, and do not just ignore it. Whoever you are, even if you are just an ordinary student, there are still plenty of things to do to enhance unity. Purity at heart, one of it. Simply greeting other ethnics or races for a start, is not a harming way to perform.
In other universities than IIUM, there are also programmes and activities held to gain students' awareness or interest in engaging with Asean or International-based activities. For instance, UiTM has INSPAG, the Institute of Asean Studies and Global Affairs (formerly known as Center for Asean Studies) for research and development on issues pertaining Asean countries and relationship of those with Malaysia. In 2008, Malaysia, where the internal venue chosen was UiTM, had been given the honor to become the host for the prestige Asean University Games which involving all ten countries of Asean (majority of the public universities throughout the regions sent their participants). Whereby in December last year, again, UiTM had been throwing the best of the cooperative faces of Aseans by organising the UiTM Sports Fiesta. On the meantime, UPM had begun the collaborative research with Asean Secretariat in economical and social aspects in conjunction with the Asean Community 2015.
These are just bit pieces of evidences that we (Malaysian students) and also Asean students has developed the unity by showing our support on the programmes held. However, there are plenty of other abstract things to be considered when we talk about unity. Why I said abstract? Because, although we infer unity as a joyful faces gather hand by hand in our mind, challenges to date are even bigger since we are in the 21st century, the generation where e-pal, e-book, e-community exist that people are only care of oneself and tend to ignore others to achieve their own success, because almost everything can be done just by your fingertips. I said this because most are just sitting on the couch, typing on the keyboards, thinking of what to eat or what to wear today, and that's it.
That is why, one way to achieve awareness is forever the antique but effective way--the media. Whether it is in new media or not, it counts. Media such as newspapers, tv, and websites are just few to state. We can manipulate this method to promote unity among us.
I learn multicultural counselling, where it gives me a better understanding on others' views of life. This somehow can be put into consideration when we discuss about the unity of Asean. With different socioeconomic and beliefs, even skin colours, it is hard to achieve unity. (Me myself if it is possible, I want all of the regions to be in peaceful and harmony.) Alas, we have so many diverse culture to appreciate or adapt, that make most of us who are not aware of this thing ignore it. Having different education, parenting, language and lifestyle or adat of society, more and more of us missing the consideration towards others.
More to the point, I remember one thing that the Prophet (Peace be Upon Him) in his hadith (saying) narrated by Amir bin Said said that,
"..I beg Allah for three things. However amongst the three, two was granted, but the other one was rejected."
1. I beg Allah to not destroy my followers with a long hard season. It was approved.
2.I beg Allah to keep my followers away from the disaster such as floods that have struck the people of Noah. This was also approved.
3.I beg to Allah so that my Ummah would not be destroyed because of the fights between them (war between fellow Muslims), but this one was rejected."
Hence, it is not a new issue on the disputable of the unity throughout the regions since in some countries, political views create furious atmosphere and trigger 'heat' among the citizens. Among others, issues such as educational system must also be taken into account. As a saying said, 'Melentur buluh biarlah dari rebungnya' (to bend a bamboo, you must start when it's still a shoot). (Credit to bro Muhammad for his view in this matter), that Malaysia Educational system should be revised to inculcate unity from the age of youngsters. This go along with the importance to create a well-rounded Muslim that can give out the best to himself, his family, his country and the world as a whole. So, to achieve unity across Asean, it is a must that the individual must be educated on unity as early as in child ages. Otherwise, it takes a great toll to educate 'old' children about the important to unite.
Useful Links:
Sincerely,
Rabiatul Adawiyah Rayah
Exco in Religious and Counselling Affairs
Student's Representative Council,
UiTM Shah Alam.
Friday, May 7, 2010
Terasing
Salam Alaik!
Terasing merupakan sebuah karya kreatif nukilan Hilal Asyraf, penulis remaja yang tidak asing lagi. Saya berpeluang membaca Terasing semalam, sewaktu menziarahi kakak saya di UIA Gombak.
Ketika hati berperang dengan perasaan antara dua pengorbanan yang ditagih dan tanggungjawab terhadap insan sekeliling, jiwa saya mudah berkecamuk, apatah lagi dengan harapan yang tinggi dari semua pihak. Menjadi pemimpin bukanlah mudah kerana pada sesetengah keadaan, ramai yang ingin menjatuhkan kita. Di sesetengah keadaan pula, ramai yang lepas tangan kerana beranggapan kita adalah 'superior' yang tahu segala-galanya. Hakikatnya, saya juga manusia biasa dan saya sedar bahawa tidak mudah menjadi seorang pemimpin jika kita berhati naif. Saya akui sedikit sebanyak pengalaman yang pahit mencemari(?) minda yang seringkali berfikir secara lebih kritikal terhadap sesuatu mahupun seseorang.
Namun, jiwa kembali tenang selepas membaca Terasing kerana bahasanya yang diolah santai secara tidak langsung merehatkan minda namun dalam masa yang sama saya peroleh peringatan bahawa, segala-galanya telah Allah suratkan dan seharusnya saya menjaga ukhwah sesama Muslim kerana selemah-lemah ukhwah adalah bersangka baik dengan sahabat.
Hilal Asyraf berjaya membuka satu sisi lain dalam penulisan berorientasikan dakwah. Kebejatan sosial, keluarga sakinah, dan tautan ukhwah berjaya diadun dalam satu penulisan yang santai namun bermotif. Jika dikatakan kebijaksanaan watak-watak antagonis dalam novel ini tidak mampu membuatkan mereka berfikir tentang keindahan ciptaan Allah, di sini saya melihat kebijaksanaan Hilal Asyraflah yang menjadikan watak-watak tersebut dilihat begitu licik dan pintar. Malah beliau berjaya mengukir plot dan mengekspresikan babak-babak yang begitu hidup dalam penulisan ini dan ia adalah satu anugerah Allah yang tidak ternilai.
Watak Zaman yang menjauhkan diri daripada sahabat-sahabatnya di MATRA adalah berpunca dari sangka buruknya sendiri. Dan siapa sangka watak utama dalam karya ini, Saifullah yang merupakan seorang yang naif dan sentiasa bersangka baik akhirnya mampu membawa Zaman ke pangkal jalan. Nyata, seorang individu yang sentiasa memusatkan pergantungannya kepada Allah Azawajalla mampu memikul beban dakwah sebagai pengajak kepada kebaikan, bukannya sebagai penghukum.
Namun, penulis berjaya menyedarkan saya akan sesetengah hal yang memerlukan hati para daie ini menjadi penghukum bila manusia terbukti kesalahan besarnya yang membawa mudarat kepada keluarga, agama, dan negara. Nyata, Terasing menukilkan caranya tersendiri dalam menjelmakan sebuah masyarakat kecil Muslim yang masih berpegang kepada Al-Qur'an dan Assunah dengan sewajarnya. Terasing berjaya mencetuskan perasaan mahu mengajak manusia, bukan sekadar ke arah kebaikan di dunia, bahkan keselamatan di akhirat.
"Terasing menjadikan saya tidak terasing lagi!"-Anonymous, 2010
Tuesday, May 4, 2010
Bila Tak Dapat Fokus...
Kita pernah bersama
Menempuh onak dan duka
Tidak pernah putus asa
Walau dugaan datang melanda
Dikau pernah bertanya
Bila bahgia akan tiba
Ku berkata bersabarlah
Serahkan saja pada yang ESA
Bila masanya menjelma
Kebahgiaan akan tiba
Namun tidak mungkin ku lupa
Kenangan indah kita bersama
Menempuh onak cabaran
Dan liku hidup yang panjang
Tidak mungkin hidup ini sepi
Selagi ku masih di sini
Kita pernah bersama
Menempuh onak dan duka
Tidak pernah putus asa
Walau dugaan datang melanda
Bila masanya menjelma
Kebahgiaan akan tiba
Namun tidak mungkin ku lupa
Kenangan indah kita bersama
Menempuh onak cabaran
Dan liku hidup yang panjang
Tidak mungkin hidup ini sepi
Selagi ku masih di sini
Kini terungkai sudah
kisah hidup kita
Berbekal taat dan sabar
Pastikan berjaya
Lagu dendangan Devotees, 'Bersama' tetap menjadi pilihan di hati di kala semangat hampir luntur. Kali ini terlalu banyak entri terpaksa dipost di lain masa sebab tak dapat nak fokus..sabar je la yer, he he he..
alhamdulillah, Allah masih izinkan untuk terus hidup di atas muka bumi ini..walaupun banyak berbuat silap, Allah masih beri peluang untuk bertaubat sebagai hambaNya yang penuh kekhilafan.
Walaupun 2 minggu ni mode slow untuk blogging..tapi sempat jugak menziarah ke blog-blog yang banyak memberikan inspirasi. Pernah satu blog tu (dirahsiakan kat sini blog mane) sampai nangis2 bace entri penulis (ntah ngape)..pasal kita sebenarnya tak knal dengan Nabi kita & pasal ape satu lagi, lupa...
itulah pengalaman kali pertama nangis2 bace blog orang..baca blog ustaz2 tak pulak nangis, pelik betul (macam masuk rumah orang, pastu tetiba nangis lepas kena tazkirah, gitulah lebih kurang) ..memalukan betul kalau tuan tanah tahu, sebab itu terpaksa rahsiakan di sini. Kalau nak tahu, boleh private msg saya..(INI OPTIONAL SAHAJA). Kalau nak tahu banyak2 boleh Google sendiri, guna hint yang diberi. (cheh, macamlah banyak hint yang saya bagi)
Apapun, tahniah penulis kerana berjaya melembutkan hati-hati yang keras(berdasarkan komen pembaca lain juga)..
Ala kulli hal, hari khamis ini paper terakhir..tapi semester ni paling tak berdebar nak amik exam (ntah ngape..agaknya sebab dah imun..dah 21 tahun hidup dari kecik sampai besor asyik exam jer) hmm..lepas ni nak test motor..amacam? test yang ini memang berdebar lah..sebab tak pernah bawak motor pun..kalau kereta lagilah..start enjin je tu pun merupakan satu kejayaan besar yang boleh dicatat dalam diari.(forgive me, but I have this kinda phobia, takut kenderaan meletup..maybe sebab selalu tengok citer action-packed ngan abang waktu kecik dulu,,yeah, negative influence)(-.-")
OKlah, itu sahaja..sebenarnya entri kali ini nak bagitahu khamis ini exam last dan penamat untuk semester 5, tahun tiga di UiTM Seksyen 17. Sekian. Mohon maaf atas segala kekhilafan...
Wassalam.. (^_^)
Subscribe to:
Posts (Atom)